Sumber : Sirah Nabawiyah karangan Dr. Muhammad Sa`id Ramadhan Al Buthy
UMRAH QADHA
Pada bulan Dzul Qaidah tahun ke-7 Hijrah
Nabi saw berangkat menuju Mekkah menunaikan umrah qadha. Bulan Dzul
Qaidah adalah bulan dilarangnya Rasulullah saw masuk Mekkah oleh kaum
Musyrikin pada tahun sebelumnya. Ibnu Sa‘ad menyebutkan di dalam
Thabaqatnya bahwa orang-orang yang melaksanakan umrah pada bulan dan
tahun ini bersama Rasulullah saw sebanyak 2000 orang. Mereka terdiri
dari ahlul Hudaibiyah dan orang-orang yang bergabung kepada mereka.
Seluruh Ahlul Hudaibiyah tidak ada yang ketinggalan kecuali yang mati
atau syahid di Khaibar.
Ibnu Ishaq berkata : Kaum Quraisy
menyebarkan berita bohong, bahwa Nabi saw dan para sahabatnya sedang
menghadapi kesukaran, kesulitan dan kepayahan. Ia berkata: Saat itu kaum
Musyrikin Quraisy berbaris di pintu Darun-Nadwah, ingin melihat
Rasulullah saw dan para sahabatnya. Setibanya di Mekkah, Rasulullah saw
langsung masuk ke dalam masjid al-Haram, kemudian duduk menghamparkan
burdahnya dan sambil mengangkat tangan kanannya lalu beliau berucap :
"Semoga
Allah melimpahkan rahmat-Nya kepada orang yang hari ini dapat
menyaksikan kekuatan yang datang dari hadhirat-Nya.“ Kemudian beliau
mencium Hajar Aswad, lalu berjalan cepat bersama para sahabatnya
mengelilingi Ka‘bah. Dalam thawaf ini beliau berlari kecil tiga keliling
dan selebihnya berjalan biasa. Ibnu Abbas berkata : Orang-orang mengira
bahwa hal itu bukan sunnah umum, Rasulullah saw melakukan hal itu
sekedar untuk membantah desas-desus yang disebarkan oleh orang-orang
Quraisy tersebut. Tetapi pada haji wadah Rasulullah saw juga
melakukannya sehingga hal ini menjadi sunnah.
Dalam kesempatan
ini Nabi saw juga melangsungkan pernikahan dengan Maimunah binti
al-Harits. Dia katakan bahwa Nabi saw melangsungkan pernikahannya dalam
keadaan ihram (akad nikahnya saja). Tetapi riwayat lain mengatakan
setelah tahallul. Orang yang menikahkan adalah Abbas bin Abdul
Muthallib, suami Ummul Fadhal saudaranya Maimunah.
Setelah tiga
hari Rasulullah saw tinggal di Mekkah (waktu yang disepakati dalam
perjanjian Hudaibiyah), orang-orang Musyrik datang kepada Ali seraya
berkata : Katakan kepada temanmu (Nabi saw) agar segera meninggalkan
Mekkah karena waktunya telah habis. Akhirnya Nabi saw keluar
meninggalkan Mekkah.
Rasulullah saw menyelenggarakan walimah
(pesta) pernikahannya dengan Maimunah di tengah perjalanan menuju
Madinah, di sebuah tempat bernama "Sarif“ dekat Tan‘im. Kemudian pada
bulan Dzul Hijjah berangkat ke Madinah.
Beberapa Ibrah :
Umrah
ini dianggap sebagai penunaian janji Allah kepada Rasulullah saw dan
para sahabatnya bahawa mereka akan masuk Mekkah dan thawaf di Ka‘bah.
Telah anda ketahui bagaimana Umar pernah bertanya kepada Rasulullah saw
pada waktu perdamaian Hudaibiyah: "Tidakkah engkau pernah menjanjikan
bahwa kita akan thawaf di Ka‘bah ?“ Nabi saw menjawab: “Ya, tetapi
apakah aku mengatakan bahwa engkau akan melaksanakannya tahun ini?“.
Umar mengakui: “Tidak“. Nabi saw menegaskan: “Sesungguhnya kamu akan
datang ke sana dan thawaf di Ka‘bah.“
Ini adalah penunaian janji
Rasulullah saw tersebut. Di samping Allah juga mengingatkan kepada para
hamba-Nya akan penunaian janji ini di dalam firman-Nya :
"Sesungguhnya
Allah pasti membuktikan kepada Rasul-Nya tentang kebenaran mimpinya
dengan sebenarnya (yaitu) bahwa sesungguhnya kamu pasti akan memasuki
Masjidil Haram, insya Allah dalam keadaan aman, dengan mencukur rambut
kepala dan mengguntingnya, sedang kamu tidak merasa takut. Maka Allah
mengetahui apa yang tidak kamu ketahui dan Dia memberikan sebelum itu
kemenangan yang dekat“. (QS A- Fath 27)
Selain itu Umrah ini
mengandung erti pengkondisian dan pendahuluan bagi "kemenangan besar“
(al fat-hul-kabir) yang datang sesudahnya. Pemandangan berupa sejumlah
besar dari kaum Muhajirin dan Anshar yang mengelilingi Rasulullah saw
dengan penuh semangat dan thawaf , sa‘I dan seluruh upacara pelaksanaan
ibadah umrah, yang disaksikan oleh kaum Musyrikin ini punya pengaruh
yang sangat mendalam terhadap jiwa mereka. Mereka telah dicekam rasa
takut terhadap kaum Muslimin setelah dikejutkan oleh kenyataan yang sama
sekali bertentangan dengan gambaran yang selama ini mereka percayai
tentang kaum Muslimin. Digambarkan bahwa kaum Muslimin dalam keadaan
lemah dan pemalas akibat penyakit panas dan jeleknya cuaca Yatsrib, Imam
Muslim meriwayatkan dari Ibnu Abbas bahwa kaum Muslimin berlari-lari
kecil di sekitar Ka‘bahdan di Mas‘a (tempat Sa‘I), sebagian mereka
berkata kepada sebagian yang lain: “Itukah mereka yang kalian sangka
loyo akibat penyakit panas ?! … Mereka lebih gagah dari ini dan itu“.
Tak
pelak lagi bahawa umrah ini dengan sedemikian rupa pelaksanaannya
memiliki pengaruh besar dalam jiwa kaum Musyriin menjadi "persiapan“
untuk "Fathu Makkah“ (penaklukan Mekkah) secara damai sebagaimana akan
anda saksikan.
Pelajaran yang lain yang dapat kita ambil dari umrah ini diantaranya :
Pertama :
Ketika
thawaf disunnahkan menampakkan lengan dan berlari-lari kecil pada tiga
putaran yang pertama, karena mengikuti Rasulullah saw. Hal ini
disunnahan bagi thawaf yang dilanjutkan dengan Sa‘i. Demikian pula
disunnahkan berlari-lari kecil antara dua tanda di Mas‘a (tempat sa‘I
antara Shafa dan Marwah), tetapi tidak disunnahkan bagi wanita.
Kedua,
Sebagian fuqaha‘ membolehkan akad nikah dalam keadaan ihram haji atau
ihram umrah, berdasarkan riwayat yang menyebutkan bahwa Nabi saw
melaksanakan akad nikahnya dengna Maimunah dalam keadaan ihram.
Tetapi
jumhur fuqaha‘ tidak membolehkan seorang yang sedang ihram untuk
melangsungkan akad nikah untuk dirinya sendiri maupun untuk orang lain.
Hanafiah berpendapat bahwa seorang yang sedang ihram tidak boleh
mewakili akad nikah untuk orang lain yang tidak dalam keadaan ihram.
Demikianlah,
Rasulullah saw telah menunaikan empat kali umrah dan satu kali haji.
Imam Muslim meriwayatkan dari Anas ra bahwa Rasulullah saw menunaikan
empat kali umrah yang semuanya dilaksakanan pada bulan Dzul Qaidah.
Kedua umrah pada tahun berikutnya di bulan Dzul Qaidah. Ketika, umrah
dan Ji‘ranah dimana dibagikan pampasan Hunain di bulan Dzul Qaidah.
Keempat, umrah bersama hajinya.
Assalamualaikum wbth..
ReplyDeletehujan lebat disini.....
Pekabar...?
Assalamualaikum wbth..
ReplyDeletehari jumaat yang damai disini..
Pekabar..?
salam.
DeleteKhamis yg cerah disini.
wkmslm :)
Deletesini sentiasa cerah, hehe